PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) bersama Kementerian Lingkungan Hidup menggelar rapat persiapan pemanfaatan sampah menjadi energi melalui pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF). Pertemuan ini berlangsung di Ganesha Arena, Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada Kamis (4/9/2025) dengan melibatkan 12 perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dari Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.
Hadir dalam rapat ini Direktur Operasi SMBR, Taufik, beserta staf. Dari Kementerian Lingkungan Hidup dihadiri oleh Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Edward Nixon Pakpahan secara daring beserta staff yakni Dede Romdani, Ivana Liony, dan Fakhri Ibrahim hadir langsung di lokasi.
Rapat ini juga diikuti perwakilan dari 12 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, yaitu Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, serta Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Pertemuan ini digelar untuk mencari solusi atas permasalahan pengelolaan sampah di Sumatera Selatan. RDF dipandang sebagai salah satu terobosan untuk mengubah sampah menjadi sumber energi ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi, yang ke depannya akan dikelola di Pabrik Semen Baturaja.
Dalam sambutannya, Direktur Operasi SMBR Taufik menegaskan bahwa salah satu biaya terbesar dalam industri semen adalah biaya bahan bakar yang mencapai sekitar 30–40% dari harga pokok produksi.
“Harga batubara yang semakin tinggi dan ketersediaannya yang makin terbatas membuat industri semen, termasuk Semen Baturaja, harus mencari dan memperluas penggunaan bahan bakar alternatif,” ujarnya.
Solusi dari ketergantungan pada batubara adalah pemanfaatan Alternative Fuel and Raw Material (AFR). Di Pabrik Semen Baturaja Plant II (PBR II) telah tersedia fasilitas Alternative Fuel berkapasitas 5 TPH yang saat ini dimanfaatkan untuk mengolah limbah industri.
“Kami sudah menggunakan peralatan Alternative Fuel ini dengan bahan dari limbah industri yang menghasilkan limbah B3, seperti Spent bleaching earth dan sludge oil. Tahun ini, kami juga mulai memanfaatkan biomassa seperti serbuk gergaji (saw dust) dan wood chip,” jelas Taufik.
Sepanjang semester I-2025, SMBR berhasil menggunakan 77,3 ribu ton bahan bakar alternatif (AFR), meningkat sekitar 33,5% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu dari sisi pemerintah, Edward Nixon Pakpahan Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara KLH yang diwakili oleh Dede Romdani selaku Analisis Lingkungan Hidup menegaskan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup telah mengidentifikasi 12 kota/kabupaten di Sumsel yang memiliki potensi besar untuk pengelolaan sampah menjadi RDF.
“Pemerintah pusat mendorong agar pabrik semen, termasuk Semen Baturaja, dapat memanfaatkan RDF dari sampah yang dihasilkan di daerah-daerah ini. Potensi terdekat dengan Semen Baturaja berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ulu Timur, dengan kapasitas RDF sekitar 48 ton per hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dede menambahkan bahwa program ini masih berada pada tahap rencana. “Harapannya setiap kota/kabupaten dapat mengimplementasikan pengelolaan RDF ini ke depannya, karena saat ini masih dalam tahap persiapan dan menunggu kesiapan masing-masing daerah,” ungkapnya.
Program pemanfaatan RDF ini diyakini mampu menjawab tantangan pengelolaan sampah sekaligus mendukung agenda transisi energi. Selain mengurangi ketergantungan pada batubara, inisiatif ini juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui pengelolaan dan pengolahan sampah.
Direktur Operasi SMBR Taufik menambahkan keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh sinergi yang kuat di antara seluruh pihak.
“Untuk itu, saya mengajak kita semua untuk terus membangun komunikasi yang terbuka, transparan, dan konstruktif demi kelancaran dan keberhasilan implementasi RDF di Pabrik Semen Baturaja,” tutup Taufik.
Rapat ini menandai langkah awal kolaborasi strategis antara SMBR, KLH, dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih modern, berkelanjutan, serta mendukung terciptanya ekonomi sirkular di Sumatera Selatan. (Mawan/Andre Bernando)
Social Header